Sedemikian besarnya malapetaka kala itu, sampai-sampai ketika Dajjal menemui seseorang, dia berkata, “Seandainya aku hidupkan untamu, apakah kamu mengakui bahwa aku Tuhanmu?” Orang itu menjawab, “Ya.” Maka, setan-setan menjelma menjadi mirip untanya dalam keadaan sehat wal afiat, gemuk, dan penuh susunya.
Kemudian dia (Dajjal) mendatangi seseorang yang ditinggal mati oleh saudara dan ayahnya, lalu berkata lagi kepadanya, “Seandainya aku hidupkan ayahmu dan saudaramu itu, apakah kamu mengakui bahwa aku ini Tuhanmu?” Orang itu menjawab ” ya”. Maka setan-setan pun menjelma menyerupai ayah dan saudaranya.’
Asma berkata, ‘Rasulullah, kami membuat adonan tepung, tapi kami tidak memanggangnya menjadi roti kecuali jika kami lapar. Bagaimana dengan kaum mukminin pada masa itu?’ Makanan manusia ketika keluarnya dajjal berupa apa?
Beliau menjawab, : “Mereka akan cukup kenyang dengan apa yang cukup bagi penghuni langit, yaitu dengan membaca
tasbih dan taqdis.” (HR Ahmad)
Dari hadits tersebut bisa diketahui bahwasanya Allah SWT menakdirkan agar hujan tak turun dan pepohonan tidak berbuah, sehingga bencana kelaparan pun terjadi menjelang keluarnya Dajjal.
Lalu apakah makanan manusia ketika keluarnya dajjal nanti ?
Ketika cobaan tersebut terjadi, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam mengemukakan bahwa tasbih dan taqdis (mensucikan Allah SubhanahuWata’ala) adalah makanan serta minuman bagi orang-orang yang beriman.